Jumat, 10 Mei 2013

Neonatus dengan kelainan bawahan dan penatalaksanaanya



NEONATUS DENGAN KELAINAN BAWAAN DAN PENATALAKSANAANNYA

Kelainan bawaan ( kelainan kongenital ) adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun metabolism tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dilahirkan. Sekitar 3 – 4 % bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat. Beberapa kelainan baru ditemukan pada saat anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5 % terdiagnosis ketika anak berusia 5 tahun, tetapi bersifat ringan.
Beberapa factor yang dapat menyebabkan meningkatnya risiko kelainan bawaan ,antara lain :
1.      Teratogenik
Teratogenik adalah factor atau bahan yanga bisa menyebabkan atau meningkatkan resiko kelainan bawaan. Contoh: Radiasi, obat tertentu dan racun.
2.      Factor Gizi
Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat. Kekurangan asam folat bias meningkatkan resiko terjadinya spina bifida atau kelainan saraf lainnya. Spina bifida bias terjadi sebelum seorang wanita menyadari bahwa dia hamil, maka setiap wanita usia subur sebaiknya mengonsumsi asam folat minimal sebanyak 400 mikrogram / hari.
3.      Faktor Rahim
Di dalam Rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang merupakan pelindung.Jumlah cairan ketuban yang abnormal bias menyebabkan adanya kelainan bawaan. Cairan ketuban yang terlalu sedikit bias menpengaruhi pertumbuhan paru-paru dan anggota gerak tubuh .Penimbunan cairan ketuban terjadi jika janin mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh kelainan otak yang berat misalnya anensefalus dan atresia esophagus.
4.      Faktor Genetik
Genetik memegang peranan penting dalam beberapa kelainan bawaan. Beberapa kelainan bawaan merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua. Gen adalah pembawa sifat individu yang terdapat di dalam kromosomsetiap sel di dalam tubuh manusia. Jika 1 gen hilang atau cacat, bias terjadi kelainan bawaan



    I.   LABIOSKIZIZ DAN LABIOPALATOSKIZIS
              Labioskizis dan labiopalatoskizis adalah anomali perkembangan pada 1 dari 1000 kelahiran .Kelainan bawaan ini berkaitan dengan riwayat keluarga, infeksi virus pada ibu hamil trimester I. Kelainan ini terjadi selama masa perkembangan janin, jaringan mulut atau bibir tidak terbentuk sempurna.Bibir sumbing adalah suatu celah diantara bibir bagian atas dengan hidung.Langit-langit sumbing adalah suatu celah diantara langit-langit mulut dengan rongga hidung.
A.    Definisi
1.   Labioskiziz ( Celah Bibir ) adalah kelainan kongenital sumbing yang terjadi
akibat kegagalan fusi atau penyatuan prominen maksilaris dengan prominen
nasalis medial yang diikuti disrupsi kedua bibir, rahang dan palatum anterior
2.   Labioskiziz ( Celah Bibir ) adalah kelainan kongenital dimana ketidaksempurnaan pada penyambungan
3.   Palatoskizis (cleft lift and clift palate) adalah kelainan kongenital sumbing akibat kegagalan fusi palatum pada garis tengah dan kegagalan fusi dengan septum nasi.
B.     Etiologi
Semua janin punya celah di bibir dan langit-langit selama awal kehamilan.Dalam perkembangan janin normal, lubang ini menutup selama kehamilan.Umumnya penyebab kelainan kongenital tidak diketahui dengan jelas.Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing antara lain :
1.   Faktor genetik atau keturunan : dimana material genetik dalam khromosom yang mempengaruhi. Dapat terjadi karena adanya mutasi gen ataupun kelainan khromosom
2.   Kurang nutrisi contohnya defisiensi Zn dan B6, vitamin C dan asam folat.
3.    Radiasi
4.     Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama
5.   Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya seperti infelsi rubella dan sifillis, toksoplasmosis dan klamidia
6.   Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal, akibat toksisitas selama kehamilan, misalnya kecanduan alkohol.

C.     Tanda dan Gejala :
1.   Pemisahan bibir
2.   Pemisahan langit-langit
3.   Pemisahan bibir dan langit-langit
4.   Infeksi telinga berulang
5.   Berat badan tidak bertambah
6.   Regurgitasi nasal ketika menyusu
D.    Masalah yang mungkin terjadi
1.   Sulit makan atau minum
2.   Aspirasi
E.     Komplikasi
1.   Kesulitan makan (kurang gizi) ;
Dialami pada penderita bibir sumbing dan jika diikuti dengan celah palatum memerlukan penanganan khusus seperti dot khusus, posisi makan yang benar dan juga kesabaran memberi makan pada bayi dengan bibir sumbing.
2.   Infeksi telinga ;
Dikarenakan tidak berfungsi dengan bai saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan kerongkongan dan jika tidak segera diatasi maka akan kehilangan pendengaran
3.      Kesulitan berbicara ;
Otot – otot untuk berbicara mengalami penurunan fungsi karena adanya celah.Hal ini dapat mengganggu pola berbicara bahkan dapat menghambatnya.
4.      Masalah gigi ;
Pada celah bibir, gigi tumbuh tidak normal atau bahkan tidak tumbuh sehingga perlu perawatan dan penanganan khusus.
F.      Klasifikasi
1.   Berdasarkan organ yang terlibat :
a.        Celah bibir (labioskizis)
b.          Celah di gusi (gnatoskizis)
c.          Celah dilangit (Palatoskizis)
d.       Celah dapat terjadi lebih dari satu organ misalnya terjadi di bibir dan langit – langit (labiopalatoskizis).
2.   Berdasarkan lengkap/ tidaknya celah terbentuk :
Tingkat kelainan bibir sumbing bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat, beberapa jenis bibir sumbing yang diketahui adalah :
a.         Unilateral Iincomplete: Jika celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan tidak memanjang ke hidung
b.      Unilateral Complete: Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung
c.       Bilateral Complete: Jika celah sumbing terjadi dikedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.
G.    Penatalaksanaan
1.      Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan memperhatikan :
a.    Posisi bayi jangan terlentang, kepala bayi ditegakkan sedikit
b.    Berikan makanan / minuman dengan menggunakan sendok / pipet
c.    Menjaga jangan sampai makanan tertelan ke paru – paru ( aspirasi )
2.      Merujuk bayi untuk penanganan lebih lanjut
a.    Kolaborasi dengan ahli bedah orthodontis, dokter anak, dokter THT
serta ahli wicara. Tergantung dari berat ringannya kelainan, maka
tindakan bedah dilakukan secara bertahap.
b.    Penutupan Labioskizis biasanya dilakukan pada umur 3 bulan,sedangkan palatoskizis biasanya ditutup pada umur 9 – 12 bulan menjelang anak belajar bicara.
c.    Tahapan tindakan orthodontic diperlukan perbaikan gusi dan gigi.








 II.         ATRESIA ESOPHAGUS
A.  Pengertian
1.    Atresia esophagus adalah gangguan kontinuitas esophagus dengan / tanpa
hubungan dengan trachea atau esophagus yang tidak terbentuk sempurna
2.    Atresia esophagus adalah kelainan bawaan dimana ujung saluran
esophagus buntu 60 % biasanya disertai hidramnion.
B.  Etiologi
1.    Kasus polihidramnion
2.    Bayi kurang bulan
C.  Tanda dan Gejala
1.    Gejala atresia esophagus dapat dideteksi sejak masa prenatal pada UK 18 minggu serta kejadian polihidramnion.
2.    Liur yang menetes terus menerus dari mulut bayi.
3.    Hipersaliva dan saliva dalam bentuk buih
4.    Setiap pemberian makan bayi batuk dan ada sumbatan
5.    Sesak nafas dan sianosis
6.    Muntah
D.  Komplikasi
1.    Kesulitan bernafas dan tersedak
2.    Batuk kronis
3.    Infeksi saluran nafas
4.    Disfagia
5.    Gastroesofagus refluks
E.   Kelainan-kelainan dalam atresia esophagus
1.      Kalasia
Adalah kelainan yang terjadi dibagian bawah esophagus (pada persambungan dengan lambung) yang tidak dapat menutup rapat sehingga bayi sering regurgitasi bila di baringkan.
a.    Penatalaksanaan :
·  Bayi harus dalam posisi duduk pada waktu di beri minum, dan jangan di baringkan segera setelah minum. Biarkan dalam sikap duduk lama, kemudian dibaringkan miring ke kanan dengan kepala lebih tinggi.
2.      Akalasia
Adalah kebalikan dari kalasia pada akalasia bagian distal esophagus tidak dapat membuka dengan baik sehingga terjadi keadaan seperti stenosis atau atresia.Di sebut pula sebagai spasme kardio-esophagus.
a.     Penyebab akalasia adalah adanya kartilago traken yang tumbuh ektopik pada
esophagus bagian bawah. Pada pemeriksaan mikroskopis di temukan jaringan
tulang rawan dalam lapisan otot esophagus.
b.    Pentalaksanaan :
Tindakan bedah, sebelum di operasi pemberian minum harus dengan sendok sedikit demi sedikit dengan bayi dalam posisi duduk.
F.      Penatalaksarnaan
1.     Berikan penanganan seperti bayi normal, seperti pencegahan hipotermi,
nutrisiyang adekuat
2.      Merangsang bayi untuk menangis
3.      Pertahankan posisi bayi dalam posisi tengkurap, bertujuan untuk
      Meminimalkanterjadinya aspirasi
4.       Pada anak segera dipasang kateter kedalam oesophagus dan bila mungkin
dilakukan penghisapan terus menerus.
5.       Pertahankan keaktifan fungsi respirasi
6.     Merujuk bayi untuk penanganan lebih lanjut:
a.    Pembedahan berupa toratokomi kanan yang bertujuan untuk memisahkan fistula trakheaesofagus, menutup trachea dan menyatukan dua segmen esophagus. Pembedahan ditunda, apabila bayi dengan BBLR, pneumonia dan anomali mayor.
b.    Asuhan yang diberikan selama penundaan tindakan pembedahan antara lain : pemberian nutrisi parenteral, gastronomi, serta melakukan suction . Penundaan dilakukan sampai bayi berumur 6 bulan – 1 tahun

III.         ATRESIA ANI
A.    Pengertian
1.      Atresia Ani adalah suatu kelainan bawaan dimana tidak terdapat lubang pada anus
2.      Atresia Ani adalah kelainan tanpa anus / dengan anus tidak sempurna, akibat kegagalan penurunan septum anorektal pada masa embrio.
B.     Etiologi
1.   Ketidaknormalan perkembangan janin dalam Rahim selama kehamilan, dimana keadaan ini terjadi akibat kegagalan perkembangan anomali gastrointestinal( sistem pencernaan ) dan genitourinary (sistem perkemihan).
2.   Kelainan kromosom
C.     Gejala
1.   Mekonium tidak keluar dalam waktu 24 – 48 jam setelah lahir
2.   Tinja keluar dari vagina / uretra
3.   Kembung yang progresif
4.   Kadang disertai muntah pada umur 24 – 48 jam
5.   Urin bercampur mekonium
D.    Penatalaksanaan
1.   Pertolongan pertama     memberikan dukungan dan keyakinan ibu, untuk tidak
memberikan apapun lewat mulut
2.   Melakukan colok anus untuk mengetahui keadaan anus
3.   Merujuk untuk penanganan lebih lanjut









IV.         HISPRUNG
A.    Hirsprung adalah Suatu kelainan bawaan dimana tidak terbentuknya sel ganglion parasimpatis dari pelkus mesentruktus / aurbarchi pada kolon bagian distal
B.     Tanda / Gejala
1.      Mekonium keluar setelah lebih dari 24 jam
2.      Distensi abdomen ( Kembung )
3.      Muntah berwarna hijau
4.      Bila anus dicolok , feces keluar menyemprot
C.     Etiologi
Disebabkan karena kegagalan pembentukan saluran pencernaan.
D.    Penatalaksanaan
1.      Untuk mengurangi distensi abdomen , anus dicolok supaya feces dapat keluar
2.      Apabila terjadi muntah, melakukan perawatan muntah agar tidak terjadi aspirasi
3.      Merujuk

 V.         OBSTRUKSI BILIARIS
A.       Pengertian
Obstruksi biliaris adalah Suatu kelainan bawaan dimana terjadi penyumbatan pada  saluran empedu , sehingga cairan empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan dalam feses ( sebagai sterkobilin ).
B.       Etiologi
Tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk di keluarkan (sebagai sterkobilin) di dalam feses.
C.       Gejala:
1.        Ikterus pada akhir minggu pertama
2.        Feces berwarna putih keabu-abuan
3.        Urine berwarna lebih tua, karena mengandung urbilinogen
D.       Penatalaksanaan :
1.      Medik
a.     Operasi


2.      Keperawatan
a.    Pertahanakan kesehatan bayi dengan pemberian makanan cukup gizi sesuai dengan kebutuhan, pencegahan hipotermia, pencegahan infeksi dan lain-lain.
b.    Lakukan konseling kepada orang tua agar mereka menyadari bahwa kuning yang dialaminya bukan kuning biasa tetapi disebabkan karena adanya penyumbatan empedu.
c.    Lakukan inform consent dan inform choice untuk di lakukan rujukan.
d.   Merujuk
Dilakukan operasi, Asuhan preoperasi  perbaikan KU, menghindari
infeksi
VI.         OMFALOKEL
A.    Pengertian
Omfalokel adalah penonjolan usus / isi perut melalui akar pusat yang hanya dilapisi oleh peritoneum ( selaput perut ) dan tidak dilapisi oleh kulit.
B.     Gejala
Banyaknya usus dan organ perut lainnya menonjol pada omfalokel bervariasi, tergantung besarnya lubang di pusar. Jika lubangya kecil hanya usus yang menonjol, jika lubang besar, hati juga bisa menonjol melalui lubang
C.     Penatalaksanaan
1.      Merujuk
Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel.











VII.         HERNIA DIAFRAGMATIKA
A.    Pengertian
Hernia Diafragmatika adalah kelainan bawaan dimana tidak terbentuknya sebagian diafragmatika sehingga sebagian sisi perut masuk ke dalam rongga thoraks
B.     Tanda / Gejala
1.      Gangguan pernafasan pada hari pertama
2.      Retraksi sela iga
3.      Pucat / Biru
4.      Suara nafas tidak terdengar pada paru-paru
5.      Terdengar bising usus pada daerah dada
6.      Muntah
C.     Penatalaksanaan
1.         Meletakkan bayi pada posisi semi fowler
2.         Mengawasi bayi jangan sampai muntah. Bila terjadi muntah cegah jangan sampai terjadi aspirasidan memposisikan bayi tegak
3.         MerujukDilakukan operasi herniotomi

VIII.         MENINGOKEL, ENSEFALOKEL
A.    Meningokel
1.      Pengertian
Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.
2.      Etiologi
Kekurangan asam folat, terutama terjadi pada awal kehamilan
3.      Gejala
a.        Inkontinensia Uri
b.      Inkontinensia Tinja
c.       Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada BBL
4.      Penatalaksanaan
a.       Merujuk
B.     Ensefalokel
1.      Pengertian
Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonjolan meningens ( selaput otak ) dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak.
2.      Gejala
a.       Hidrosefalus
b.      Mikrosefalus
c.       Gangguan penglihatan
d.      Kelumpuhan anggota gerak
e.       Gangguan perkembangan
f.       Keterbelakangan mental dan pertumbuhan
g.      Ataksia
h.      Kejang
3.      Penatalaksanaan
Merujuk          Pembedahan untuk mengembalikan jaringan otak yang menonjol ke dalam tulang tengkorak, membuat kantung dan memperbaiki saluran kraniofasial.

IX.         HIDROSEFALUS
A.    Pengertian
Hidrosefalus adalah Kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnyaercairan serebrospinal / penimbunan cairan serebrospinal yang berlebihan di dalam otak
B.     Etiologi
Adanya gangguan aliran cairan yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak , sehingga menekan jaringan otak disekitarnya, khususnya pusat yang vital.
C.     Penatalaksanaan
Merujuk




 X.         FIMOSIS
A.    Pengertian
Fimosis adalah keadaan kulit penis ( preputium ) melekat pada bagian kepala penis dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air kemih.
Fimosis adalahpenyempitan pada prepusium. Kelainan ini juga menyebabkan bayi/anak sukar berkemih. Kadang-kadang begitu sukar sehingga kulit prepusium menggelembung seperti balon. Bayi atau anak sering menangis keras sebelum urine keluar.
B.     Etiologi
Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala penis sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan dari lahir, atau didapat, misalnya karena infeksi atau benturan.
C.     Tanda dan gejala
1.      Balloning yaitu kulit preputium mengembang saat berkemih
2.      Perdarahan dari tepi kulup
3.      Sakit saat buang air kecil ( Disuria )
4.      Air kencing tersumbat
5.      Kulit penis tidak dapat ditarik ke arah pangkal ketika dibersihkan
6.      Iritasi pada penis
D.    Komplikasi
1.   Retensi urin
2.   Karsinoma penis
3.   Perdarahan
4.   Stenosis ineatus
5.   Fimosis persisten
6.   Robekan pada prepusium
E.     Penatalaksanaan
1.      Tidak dianjurkan melakukan retraksi yang dipaksakan saat memebersihkan penis, Karena dapat menimbulkan luka dan terbentuk sikatrik pada ujung preputium.Dapat diberikan salep deksamethasone 0,1% yang dioleskan 3 -4 kali sehari, dan diharapkan setelah 6 minggu pemberian, preputium dapat diretraksi spontan
2.      Phimosis dengan keluhan miksi           Merujuk
               Sirkumsisi ( membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium ).
XI.         HIPOSPADIA
A.    Pengertian
Hipospadia adalah suatu keadaan dengan lubang uretra terdapat di penis bagian bawah, bukan diujung penis.
B.     Gejala
1.      Lubang penis tidak terdapat diujung penis
2.      Penis tampak seperti berkerudung
3.      Jika berkemih anak harus duduk
4.      Penis melengkung ke bawah penis
C.     Penatalaksanaan
Merujuk
Bayi yang menderita hipospadia sebaiknya tidak disunat. Kulit depan penis dibiarkan sampai tindakan pembedahan.







XII.         KELAINAN METABOLIK DAN ENDOKRIN
A.    Kelainan Metabolik
Tanda dan gejala kelainan metabolisme :
1.      Asidosis metabolic
2.      Muntah terus menereus
3.      Pertumbuhan terhambat
4.      Perkembangan abnormal
5.      Kadar metabolit pada darah dan urin meningkat
Misal : bau khas pada urin, perubahan fisik seperti hepatomegaly
Diagnosis untuk menegakkan kelainan metabolisme bawaan dengan cara memisahkan tanda dan gejala yang tampak pada periode neonatus dan yg tampak setelah periode neonates. Pada saat lahir, neonatus dengan gangguan metabolikbiasanya normal, namun beberapa jam  setelah kelahiran timbul tanda dan gejala sepertt letargi, nafsu makan rendah, konvulsi dan muntah
Manifestasi klinik kelainan bawaan :
1.      Retardasi mental
2.      Defisit motorik
3.      Konvulsi
Kelainan metabolisme bawaan dapat terjadi akibat :
1.      Gangguan metabolisme asam amino
2.      Gangguan metabolisme lipid / asam amino
3.      Gangguan metabolisme karbohidrat
4.      Gangguan metabolisme mukopolisakarida
Etiologi :
1.      Kekurangan Gizi ( Malnutrisi )
Malnutrisi merupakan penyebab kematian dan kesakitan pada anak-anak.Malnutrisi disebabkan oleh kurangnya asupan gizi atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap zat gizi. Kekurangan kalori protein ( KKP ) merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi. KKP terjadi pada bayi, akibat tidak adekuatnya masa menyusui .
2.      Kekurangan Vitamin E
Kekurangan Vitamni E sering dijumpai pada bayi premature, karena vitamin yang larut dalam lemak melalui plasenta .Kekurangan Vitamin E memegang peranan penting terjadinya retinopati pada prematuritas.
3.      Kekurangan Vitamin K
Pada bayi baru lahir, kekurangan vitamin K sering ditemukan penyakit hemoragik.Penyebab kekurangan Vitamin K karena plasenta tidak dapat menghantarkan lemak dengan baik.Mencegah terjadinya penyakit hemoragik pada BBL, dianjurkan untuk memberikan suntikan vitamin K dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir.
4.      Skurvi Infantil
Skurvi Infantil adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh tidak adekuatnya asupan vitamin C karena pemakaian susu formula yang hanya mengandung sedikit vitamin C. Vitamin C penting untuk pembentukan jaringan ikat, skurvi bisa menyebabkan kelainan pada tulang rusuk dan pada tulang tungkai. Penyakit ini timbul pada usia 6 - 12 bulan. Gejala awal sering menangis, nafsu makan berkurang, berat badan tidak bertambah, tidak mau menggerakkan tungkai karena nyeri akibata perdarahan pada jaringan pembungkus tulang.
5.      Kekurangan Asam lemak Esensial
Asam lemak essensial penting untuk mempertahankan keutuhan kulit dan struktur selaput sel dan perkembangan penglihatan yang normal pada bayi.Gejalanya kulit kering dan bersisik yang kemudian mengelupas, Lipatan kulit terutama sekitar anus keluar cairan seperti nanah. Kekurangan asam lemak essensial dapat menyebabkan perubahan saat proses metabolism  yang mempengaruhi kandungan lemak dalam darah, fungsi trombosit, respon peradangan dan respon kekebalan.
B.     Kelainan Endokrin
1.      Kelainan Kelenjar Tiroid
Kelenjar Tiroid yang menghasilkan hormone tiroid yang berfungsi mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.Kelainan yang menyerang kelenjar tiroid yang dapat menyebabkan pembesaran kelenjar (keadaan ini disebut goiter atau gondok).Gondok timbul jika kelenjar tiroid kurang atau terlalu banyak menghasilkan hormone tiroid.Pembesaran kelenjar tiroid yang sudah ada sejak anak lahir disebut gondok kongenital.
2.      Hipotiroidisme
Hipotiroidisme terjadi jika kelenjar tiroid tidak dapat memenuhi kebutuhan hormone tiroid.Pada  terjadi BBL yang dapat mengakibatkan kretinisme, ditandai dengan gejala jaundice ( sakit kuning ), sembelit, nafsu makan menurun, hernia umbilikalis ( penonjolan pada pusar ), pertumbuhan tulang yang lambat. Pada masa anak-anak dapat menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat, perkembangan gigi lambat
3.      Hipertiroidisme
Hipertiroidisme terjadi karena kelenjar tiroid terlalu cepat. Penyebab hipertiroidisme pada BBL adalah penyakit graves neonaturum. Penyakit graves adalah suatu penyakit autoimun dimana tubuh menghasilkan antibody yang merangsang kelenjar tiroid. Pada ibu hamil , antibody bisa sampai ke janin dan merangsang kelenjar tiroid janin.
Gejala hipertiroidisme berat badan tidak bertambah, denyut jantung yang cepat, Gelisah, sering menangis, muntah, diare


***semoga bermanfaat***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar